Categories
Fakta

Dari Awang-Awang, Sekarang Bisa Dipegang

Yo, kawan-kawan. Ini lah benda yang selama beberapa bulan ini banyak menyita waktu dan pikiran saya, untung saja harkat dan martabat saya tidak ikut disita. Benda ini bukan sekadar benda. Ini adalah mug. Mug itu rekan sejawatnya gelas, sama-sama dipakai buat minum. Sebelum dipakai minum, dipakai untuk menaruh minumannya dulu. Nah, yang ini nggak cuma buat itu. Ibaratnya Hulk, dari manusia bisa berubah jadi monster hijau bercelana ketat (yang saya heran kenapa nggak robek-robek), nah, mug ini mengalami mutanisasi. Mutanisasi! Nggak mutanisasi juga sih, itu saya pakai kata itu supaya ada efek penolakan, efek pemicu kontroversi, yang bikin kalian yang membaca merasa terganggu “apaan sih, Dhila sok-sok ibarat-ibarat tapi pengibaratannya minta didebat”. Biasanya hal yang kontroversial itu mudah diingat kan? Iya in aja deh, biar cepet.

UNICA (nama mugnya) kami mekanisasi sehingga mug canggih yang pertama hadir di dunia ini (maksudnya UNICA) bisa mengaduk minuman yang dibikin, tanpa perlu pakai sendok! Ataupun pakai bekas bungkus kemasan kopi sachetan yang baru dibeli di toko grosiran (grosiran banget nih? yang penting it rhymes!). Asyik? Tentu, beban hidup kita berkurang, dong.

Ada satu hal yang saya sadari saat saya dalam keadaan setengah sadar. Semua kegiatan yang berbau “pencarian” adalah hal yang melelahkan. Mulai dari pencarian jati diri, pencarian kekasih hati, sampai yang paling bikin mau mati, pencarian sendok (maaf, yang ini tidak berima, saya tidak menemukan kata berakhiran ‘i’ yang bisa menyubtitusi kata sendok).

Seandainya kegiatan cari-mencari ini bisa diminimalisasi, bayangkan betapa bahagianya hidup ini! Kalau misalnya Sherina bisa senang hingga berkata “betapa bahagianya” hanya karena punya banyak teman (beneran Sherina bilang gitu, lihat ini), terus ini adalah indikasi bahwa kita pun bisa berkata “betapa bahagianya” juga. Terus kalian akan bilang “ini maksudnya apa?” setelah membaca lagi kalimat yang saya tulis sebelumnya yang tidak menuju ke mana-mana. Saya lagi ingin bahas Sherina aja, jadi saya kait-kaitkan. Sudah ya, jangan pikirkan isi paragraf ini lebih lanjut, saya bingung mau menyuntingnya, saya juga tidak mau menghapusnya. Saya sedang sensi. Sensi ada di Jakarta. Oh, itu Senayan Siti. Senayang City. Cenayang Sakty.

Intinya, jika kegiatan cari-mencari ini dalam salah satu elemen kehidupan yang kita hadapi sehari-hari bisa di-cut, berarti kamu udah bisa lanjut melakukan hal yang lainnya, dong! You can be one step ahead from people around you!

Dengan UNICA, kamu bisa mulai duluan menata hidup kamu menjadi lebih baik, sementara yang lain masih nyari-nyari sendok buat ngaduk minuman mereka, terus habis itu mereka baru mulai bisa mikir hal lain, menata hidup misalnya, selain mikirin “mana sendok gue, kampret”.

Itu dulu sih penjelasan singkatnya tentang hal yang menyita waktu dan pikiran saya, yang untung hingga saat saya sampai ke paragraf ini pun harkat dan martabat saya masih utuh, tidak disita siapa-siapa. Lengkap, sama seperti keadaan saya menulis paragraf pertama.

Yang kalian lihat dari videonya itu adalah dokumentasi dari acara eksibisi pertama yang UNICA ikuti. Belum mulai jual-jual sih, masih mengetes desain dulu, mana yang paling disukai pasar, terus menggali komentar mereka saat mencoba UNICA. Buat launchingnya, mudah-mudahan di pertengahan bulan Januari. Aamiin.

Oh, iya, just let me know if you’re interested or want to know more about UNICA. Masih rahasia sih. Tapi karena terlanjur saya tulis di sini statusnya berubah, menjadi “rahasia umum”. Asyik kan tuh, jadi rahasia umum, bro! Toilet aja ada toilet umum kan.

Terakhir nih, saya mau curhat. Lewat foto aja tapi, ya. Ini kata-kata yang saya buat untuk menohok diri saya sendiri. Itung-itung motivasi.

Curhat Gelas

Categories
Kuliah Merekam Makna

Foto: Malam Keakraban dan Syukuran Pelantikan KMSBM 2013

IMG_68911 3 5 6 4 2 IMG_6921

Categories
Curahan Hati

Harapan

Assalamualaikum.

Sekarang sudah memasuki bulan April. Berarti sebentar lagi bulan Mei. Kalau bulan depan adalah bulan Mei, berarti bulan kemarin adalah bulan Maret. Jika saya terus meruntut tulisan seperti ini, sebentar lagi saya akan jadi bulan-bulanan massa.

Melirik kalender seakan sesuatu yang penuh misteri, membuat saya bertanya-tanya apa yang akan terjadi esok, lusa, dan di masa depan. Memikirkan masa depan memang tidak akan ada habisnya, dan mungkin saja kita kecewa apabila masa depan itu tidak seperti yang saya harapkan. Memikirkan masa depan bisa saja membuat saya tidak menikmati apa yang terjadi pada hari ini. Saya tidak ingin terbawa jauh pada harapan-harapan yang dipasang begitu tinggi.

Berharap setinggi-tingginya adalah bukan hal yang salah, jika apa yang dilakukan memang sepenuhnya untuk mewujudkan harapan-harapan itu. Saya suka berharap. Seringnya harapan yang saya harapkan itu adalah harapan yang diharapkan terjadi dalam waktu dekat. Yang dengan usaha dan berdoa bersungguh-sungguh, dapat diwujudkan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kenapa harus dapat terwujud dalam waktu yang singkat? Karena saya manusia yang gampang bosenan dan tidak suka dengan hal yang roman-romannya akan menjadi stagnan.

Saya senang dengan hidup saya yang penuh dengan kegiatan yang berbeda setiap harinya. Mungkin karena hal inilah, saya sangat menikmati masa perkuliahan saya. Menjalani hidup sebagai seorang mahasiswi merupakan suatu perubahan terbesar dalam hidup saya selama 18 tahun terakhir ini. Bayangkan saja, dari yang dulunya baca komik itu menjadi kegiatan di waktu senggang, sekarang cuma baca komik kalau lagi bersemedi di kamar mandi. Bukan itu sih intinya. Intinya, waktu senggang yang saya miliki semakin sedikit, berarti saya semakin produktif. Kalau sekarang nih, ya, kalau lagi nggak ada PR, eits, masih zaman ya mahasiswa pake kata “PR”, diralat deh jadi kata “tugas” aja. Segitu gak maunya, ya, pake kata “PR”? Ya iya dong, inilah hal ekslusif yang dimiliki mahasiswa only. Anak sekolahan tuh, baru punya “PR”. Yes. Eh, saya baru ingat kalau saya bersekolah di Sekolah Bisnis dan Manajemen. Masih sekolah-sekolah juga dong. Haduh, makanya jadi orang jangan takabur dan tinggi hati.

Back to the topic, kalau saya lagi nggak ada PR, eits, masih zaman ya mahasiswa pake kata “PR”, diralat deh jadi kata “tugas” aja. Segitu gak maunya, ya, pake kata “PR”? Ya iya dong, inilah hal ekslusif yang dimiliki mahasiswa only. Anak sekolahan tuh, baru punya “PR”. Yes. Eh, saya baru ingat kalau saya bersekolah di Sekolah Bisnis dan Manajemen. Masih sekolah-sekolah juga dong. Haduh, makanya jadi orang jangan takabur dan tinggi hati. NAH LOH. Kalimat-kalimat sebelum kok kayak udah pernah liat ya? Bisa-bisanya deja vu pas lagi baca blog gini.

Gak deng. Jadi nih ya, kalau saya lagi gak ada PR, eits, masih zaman ya mahasiswa pake kata “PR”, diralat deh jadi kata “tugas” aja. Segitu gak maunya, ya, pake kata “PR”? Ya iya dong, inilah hal ekslusif yang dimiliki mahasiswa only. Anak sekolahan tuh, baru punya “PR”. Yes. Eh, saya baru ingat kalau saya bersekolah di Sekolah Bisnis dan Manajemen. Masih sekolah-sekolah juga dong. Haduh, makanya jadi orang jangan takabur dan tinggi hati. NAH LOH. Kalimat-kalimat sebelum kok kayak udah pernah liat ya? Bisa-bisanya deja vu pas lagi baca blog gini. Cape deh.

Udahan deh bercandanya, takut gak ada yang ngerti juga.

Kalau gak ada tugas akademik, saya masih punya tugas kepanitiaan. Bikin poster. Anak creative design, lah, biasa. Oh, iya, saya sangat bersyukur banget bisa sedivisi dengan Dewa-Dewi Photoshop dan Corel SBM, yaitu Kak Gipeng dan Kak Billa. Mereka berdua adalah mahasiswa angkatan 2013, yang berarti 2013 sudah lulus. Untung saja saya lahirnya tahun 1994, kalau tahun 1995 kan berarti gak bakalan ketemu sama mereka, belum tentu masuk SBM lagian. Berkat jasa mereka berdua, saya sudah bisa menggambar menggunakan vektor di photoshop. Dengan vektor ini, kamu bisa bikin bentuk sesuka hati kamu di laptop. Bisa bikin muka kartun, desain perabotan, dan pokoknya apapun yang biasa kamu gambar di kertas. Udah gitu, gambarnya juga rapi gitu. Ngegambar pake Paint di Windows udah gak zaman deh. Apalagi saya, pakenya Macbook, OS-nya gak pake Windows (saya Apple Fanboy).

HoreHasil pembelajaran di hari pertama.

scoutUdah bisa bikin objek, tapi belum bisa bikin background. Dibutuhkan imajinasi di sini.

Bayangin aja nih, dengan ilmu yang mereka ajarkan pada saya, itu udah cukup dan sangat bisa dipakai buat bikin buku cerita bergambar untuk anak-anak. Sempet kepikiran mau bikin buku cerita anak yang saboy banget (baca: keren banget), terus diajuin ke penerbit, terus hidup bahagia selamanya dari hasil royalti buku tersebut karena bukunya jadi bestseller di 250 negara. Buku itu menjadi buku yang dibacakan oleh ibu-ibu di Inggris kepada anaknya sebelum tidur. Kertas dari buku itu dijadikan subtitusi tisu toilet saat tidak ada tisu toilet yang tersisa di WC yang gak ada semprotannya. Indah sekali, memberikan manfaat bagi orang-orang yang bahkan namanya saja pun kamu tak tahu, yang jenis kelaminnya saja pun belum jelas, dan mungkin tidak tergolong dalam jenis kelamin mana pun.

Lihat kan, inilah saya dengan harapan saya yang terlampau jauh. Jadinya cenderung ngelantur.

Sudah dulu deh, saya harus menggapai harapan saya yang harus saya gapai dalam waktu dekat ini.

Wassalamualaikum.

Categories
Kuliah

Tangan-Tangan

Assalamualaikum, kawan!

Apa kabarnya? Saya sedang sibuk loh. Jelas banget ya, awalnya emang ga niat nanya kabar, cuma buat kalimat pembuka doang sebelum kalimat yang memberi informasi bahwa saya sedang sibuk.

Kegiatan saya di perkuliahan makin padat! Saya diterima jadi panitia divisi dokumentasi di IEC 2013 (ITB Entrepreneurship Challenge 2013) dan Art Hour, terus jadi panitia juga di Road to Entrepreneur divisi creative design. Wow, kan! Beda jauh dari kehidupan saya di SMA, SMP, SD, TK, dan playgroup! Udah gitu ditawarin Kak Juandha, kakak angkatan 2014, buat ngebantuin bikin video angkatan 2012—angkatan yang baru saja lulus jadi sarjana—untuk diputar di Wisnight (Wisuda Night).

Kalau ada film Indonesia judulnya “Mendadak Dangdut”, boleh tuh diperanin oleh saya tapi diganti judulnya, jadi “Mendadak Syibuk”. Plot awal filmnya itu wajah saya di-shoot lagi merem melek dan plot terakhirnya wajah saya di-shoot close up lagi melotot terus teriak “INI TIDAK MUNGKIN TERJADI!”. Fix ga lucu. Fix ga nyambung. Itulah saya.

Eh, jadi post kali ini kan judulnya “Tangan-Tangan”. Apa sih maksudnya? Maksudnya cuma mau nge-share aja sih hasil beberapa take dari project video Wisnight yang saya rekam. Semua screenshotnya ada tangannya.

Wanita setengah remaja setengah dewasa di atas ini adalah Evita Purnamasari. Teman saya yang baru-baru ini saya nobatkan sebagai panutan. Wanita ini serbabisa, sangat aktif, dan banyak kesamaannya dengan saya. Salah satunya, sama-sama cantik. <-Ini kayaknya yang nulis bukan Dhila, tapi kepribadian yang lain dalam diri Dhila.

Hai, saya Werfan Sinaga dan saya oke!

Dari kiri: Shavira Mayola, Maggie Rosalina Halim, Ilham Heru Pratama. Perhatian ya, walaupun pose tangan  Vira dan Maggie seperti itu, mereka tidak tergabung dalam Chibi-Chibi Fans Club, tetapi pose tangan itu muncul jauh dari alam bawah sadar mereka. Perhatian lagi, tidak sangkut pautnya ada Romy Rafael, ya.

Cahya Agunging Hayuwidi adalah nama dari wanita di atas. Widi ini termasuk orang yang easy going. Diajak ke mana aja, hayu!

Rizal M. Aroffah dan Nabila Syahputri dalam satu video. Judulnya, “Beauty and The Muscular”.

Tedo Esmu ZIraga, Avi Bellerizki, dan Giovanni Permata Dewi. Ketua angkatan SBM 2015 dan dayang-dayang. Informasi tambahan: gerakan tangan Tedo sangat lentur padahal bukan sendal crocs.

Muhammad Fauzan dan Kevin Putra Sinatrya. Walaupun gerakan mulut dalam gambar serupa, mereka tetap berteman. *apa coba*

Pak Anggara Wisesa. Tutor IMSB tutorial saya, tutorial 1E. Guru tutor yang sangat presisi! Beliau kan termasuk orang yang kurang terbiasa difoto atau direkam (beneran loh, pengakuan asli, saya tidak suka yang imitasi). Jadi, saya bilang videonya cuma 8 detik aja. Udah aja kan, ya, divideoin akhirnya setelah beliau selesai merangkai kata dan latihan dulu. Terus pas saya ngetik post ini, saya baru sadar kalau videonya beneran 8 detik! Kebetulan aja kali, ya. Saya suka mengaitkan masalah biar terlihat mengejutkan sih. Padahal sih ga mengejutkan juga sih, ya.

Taraaaa! Pak Pri Hermawan, Kepala Program Studi SBM. Tau gak ya, persiapan mental buat minta beliau memberikan sepatah dua patah kata dalam video ini dibutuhkan waktu dua hari. Hari pertama dihabiskan untuk mondar-mandir depan ruangan beliau yang letaknya tepat bersebrangan dengan ruangan tutorial saya yang jaraknya itu sekitar panjang tubuh anak SMA tiduran terlentang. Terlungkup juga boleh. Lalu, hukum semesta terjadi. Keesokan harinya, beliau berdiri tepat di depan ruang tutorial saya. Miracle.

Setiap foto dengan gambar tangan memiliki cerita yang berbeda. Wassalam.

Maaf karena udah ngantuk sudah lewat tengah malam, post ini kurang esensi. Buat merangkai kata saja sudah berantakan. Saya ini siapa? Saya di mana?

Categories
Babak Baru Kuliah

Review OSKM ITB 2012

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hari ini adalah hari pertama liburan sekolah. Liburan Sekolah Bisnis Manajemen dong, liburan kuliahan! Wuhuu! Sebelum kegiatan kuliah dimulai tanggal 27 Agustus 2012. Tau gak sih lo, kegiatan saya selama lima hari kemarin diisi oleh kegiatan OSKM ITB 2012. OSKM ini adalah ospek fakultasnya ITB. Terus, tau gak sih lo, hari demi hari acaranya tuh makin asyik. Flownya naik gitu deh. Dari level “bunuh saja aku”, sampai ke level “ini tidak mungkin terjadi (versi positif)”.

Maba berbaris dan dimobilisasi menuju Sabuga melalui tunnel.

Hari pertama itu didominasi oleh kegiatan rektorat, yaitu Gladi Bersih Pelantikan Mahasiswa Baru. Bisa ditebak, kegiatan yang paling mendominasi hari itu adalah tidur.

Pemandangan paling keren setibanya kami di Sabuga.

Hari kedua, acara Pelantikan Mahasiswa Baru dong! Bisa ditebak (lagi), kegiatan yang paling mendominasi hari itu adalah tidur. Apalagi, SBM kebagian tempat duduk di Sabuganya bagian Utara paling atas. Saya kebagian di kursi tambahan. Kasihan. Namun, di tiap kejadian pasti ada hikmahnya. Kalau duduk di kursi biasa saat Anda tidur plus mangap bisa ketangkap kamera dengan jelas. Tidak hanya hantu saja ternyata yang bisa tertangkap oleh kamera. Selain itu juga, jika kamera mengarah ke arah kami berada, kami bisa dengan bebas berekspresi. Mau nari-nari, lompat-lompat bareng pocong yang tertangkap kamera, atau mau muntahin orang yang lagi tidur mangap di kursi biasa depan kami pun, ya , silakan aja. Kenapa? Soalnya yang keliatan cuma baju seragam putih dan kerudung (saya sih pakai kerudung) yang kami pakai, juga pocong yang tadi tertangkap kamera. Muka kami ga jelas.

Beberapa saat sebelum pelantikan.

Oh iya paginya, sebelum acara pelantikan, mahasiswa baru (maba) sudah dibagi per kelompok masing-masing. Saya tergabung dalam kelompok 70. Setelah acara pelantikan, maba berkumpul di kelompoknya masing-masing dan diberikan materi tentang membuat visi dan misi. Hal yang saya tangkap dalam pemberian materi yang disampaikan oleh Taplok (pembimbing kelompok gitu), yaitu dalam membuat visi, kita harus berdasarkan SMART. S, specific. M, measurable. A, achieveable. R, realistic. T, time-based. Jadi, jangan bikin visi “Bersahabat dengan semua makhluk ciptaan Allah.” Berarti makhluk halus juga keitung, bro. Boleh aja sih bikin visi seperti itu, tapi kalo emang kamu itu orang yang manggil pocong yang tadi tertangkap kamera di Sabuga. Sore hari, para maba diarahkan menuju ke ITB. Kami melewati tunnel yang menghubungkan antara ITB dan Sabuga, eh, Saraga deng lebih tepatnya — jadi sebelah timurnya Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) itu ada Saraga (Sarana Olahraga [kalo ga salah]), Sabuga dan Saraga itu ibarat kakak-adik. Tahunya, setelah setengah jalan kami di tunnel, terdengar suara drum dan bass. Loh, harus banget gitu latihan band di terowongan bawah tanah? Ternyata untuk kebutuhan acara yang akan berlangsung berikutnya. Interaksi massa kampus. Hah, mampus. Baru mulainya aja udah dramatis banget. Benar saja, begitu keluar tunnel sudah ada ratusan massa kampus berteriak ke arah kami. Sudah ada spanduk bertuliskan, “Selamat Datang Putra-Putri Terberuntung Bangsa!” Merinding, bro, bacanya! Lalu, kami diteriaki sepanjang perjalanan kami. “Jangan bangga dulu jadi mahasiswa ITB, mana kontribusi kalian bagi rakyat!”, “Kalian tahu nggak harga beras sekarang berapa? Mana bisa jadi calon pemimpin global kalau keadaan Indonesia sekarang aja kalian gak tahu!” Selain ada teriakan macam tadi, ada juga yang “Senyumnya mana, Dek!”, lalu beberapa meter di depan diteriaki “Jangan cengegesan, Dek, perlebar langkahnya!” Huft. Sayangnya, kami disuruh berjalan cepat, jadi kurang hikmat gitu diteriakinnya. Tapi pas deng, kena banget pesan yang terkandung dalam acara interaksi massa kampus ini. Hari ketiga, agendanya itu observasi bersama kelompok terus ngerjain tugas pemberian dari yang maha kuasa di OSKM. Kelompok kami memilih Pasar Simpang Dago untuk menjadi tempat observasi. Sebenernya sih pengen observasi di Boscha aja, observasi luar angkasa gitu. Terus nanti akhir acara observasinya ditutup dengan bernyanyi bersama lagu “Ambilkan Bulan, Bu”. Sayang sekali, ternyata konteks yang diminta dari tugas observasi ini bukan itu.

Halo, Dek.

Sebagian dari kelompok 70.

Hari keempat, acara OSKM sebagian besar berlangsung di Sabuga. Ada dua seminar yang diadakan pada hari itu. Satu seminar diisi oleh enam orag pembicara yang merupakan mantan presiden KM ITB dan juga presiden KM ITB yang sekarang ini sedang menjabat. Masing-masing dari mereka mempresentasikan slide yang mereka buat dengan tema yang diangkat berbeda antara satu sama lain. Menarik sekali melihat cara pandang dari para presiden KM ITB dalam mengangkat masalah yang mereka bahas. Seminar berikutnya itu pembicaranya ada dua orang bapak-bapak. Saya kurang begitu memerhatikan. Hati saya sudah terbang jauh ke gak tau di mana. Di hari itu, ada de file OHU 2012 juga. OHU itu singkatan dari Open House Unit. Tujuh puluh unit (kalau gak salah) menunjukkan kebolehan masing-masing. Kalau kegakbolehannya sih gak ditunjukin, kan gak boleh. STOP, DHILA. Oke. Highlights of the day–hal yang bikin timeline penuh sama hal tersebut–adalah saat ada anak FTMD menyatakan cinta di atas panggung. Kayaknya harus banget banget banget kebangetan gitu deh saat itu juga dinyatakan. Dibooking lah istilahnya, soalnya nama ceweknya tuh disebutin. Sampai sebeginikah para maba FTMD harus bertindak–FTMD hampir bisa dibilang isinya cowok semua– sebab dunia persaingan jodoh di fakultas tersebut sebegitu sengitnya? Allah Mahatahu.

Percaya atau tidak, itu cowok yang diterbangin.

Yep, yep, yep. Kita harus move on ke hari berikutnya. Walau sulit, harus move on. Dunia ini akan terasa begitu jahanam apabila kita sulit move on. Jadi, mari move on.

Hari kelima, hari terakhir OSKM, pastinya jadi hari paling OMG WoOoW, kan.

Fajar menyingsing.

Melingkar.

Review materi.

Sepatu ungu yang berjasa selama matrikulasi hingga OSKM.

Di hari ini kami dibagi per fakultas / sekolah, lalu digiring menuju kandangnya masing-masing. Sebagai informasi tambahan nih, ya, acara ini tidak mengundang artis dari luar. Tidak ada vokalis band Nidji, Giring, walaupun ada acara penggiringan maba. Maaf, memang garing. Maba SBM treknya paling jauh. Dari ujung ke ujung. Tetap saja, api semangat kami sangat panjang tak berujung. Eh, api kan panas, ya, nggak panjang. Apa pula itu api yang panjang? Api aja boleeeeh. Kami dibariskan di depan GSG, Gedung Serba Guna. Lalu, kami disuruh tutup mata dan telinga. Kami pun menutup mata dan telinga. Sebenarnya saya agak jadi ga enak hati sih. Sebagai penikmat musik jazz, saya telah mengingkari sabda dari grup band Maliq & D’ Essentials, “buka mata, hati, telinga”. Namun, sebagai umat muslim yang harus kita patuhi adalah sabda dari Allah SWT dan rasul. Maka dari itu, woles aja, bro. Begitu disuruh buka mata dan telinga lagi, di sekeliling kami sudah ada para kakak angkatan yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa SBM. Acara kali ini adalah interaksi massa fakultas. Interaksinya dalam bentuk forum yang membahas tentang materi yang diberikan saat OSKM. Seru-seru serem gitu. Ada beberapa pernyataan yang diberikan oleh kakak angkatan dan juga teman seangkatan yang bikin tercengang banget. Ngeliatnya sampe speechless banget! Dari awal emang udah speechless deng, bengongful aja yang ada. Setelah forum selesai, kami disuruh tutup mata dan telinga lagi. Begitu buka mata, kami udah ada di pinggir jurang kehancuran. Bohong.

Cingogo. (hanya orang Sunda yang tahu)

Salat asar atau salat ied?

Nah, langsung aja nih, ya, ke acara yang rame berikutnya, Interaksi Massa Kampus Jilid Dua dengan V=0, gak gerak, men! Dari yang asalnya ngos-ngosan sambil jalan, ini ngos-ngosan di tempat. Gak sih. Kami 3400 maba yang terbagi dalam kelompok beranggotakan 24-an orang dikumpulkan menjadi barisan yang terdiri atas enam belas kelompok. Antara satu barisan besar dan barisan besar lain dipisahkan 25 meter lah kira-kira. Seperti biasa, kami disuruh tutup mata dan telinga lagi. Melek-melek di sekeliling kami ada massa kampus yang tergabung dalam boyband dan girlband. Bohong lagi. Mereka tergabung dalam himpunan dan unit. Yang mengelilingi barisan saya ada yang dari perminyakan, kelautan, fisika, renang dan polo air, dan lupa. Interaksi massa kampus ini sama seperti interaksi massa fakultas, dalam bentuk forum. Cuma, lebih serem aja gitu, soalnya bareng fakultas / sekolah lain dan dilihat oleh bermacam-macam himpunan dan unit juga. Jawabannya bervariasi ada yang keren, ada yang aneh-aneh, misalnya nih yang aneh, “Kami didoktrin, Kak. Sejak SMA kami dicekoki macam-macam dan kita harus menerima. Kalau saat kuliah kita bebas menentukan pilihan kami!” (Loh, kami? Sejak kapan aku dan kamu jadi kami?) Sontak saja, jawaban anak tersebut dibantai oleh massa kampus. Tau nggak, akhirnya saya jawab pertanyaan juga, loh, setelah tadi pas interaksi sebelumnya saya bengong. Walaupun singkat, yang penting jawab deh, berkontribusi. Sesuai dengan visi angkatan 2012 yang berbunyi, “Angkatan 2012 yang unggul, yang berkontibusi dengan sinergi kekeluargaan berdasarkan ketuhanan.” Pertanyaan yang saya jawab itu berasal dari muntahan jawaban sebelumnya. Awalnya, seorang massa kampus bertanya, “Kalau KM ITB gak ada, apa efeknya bagi masyarakat sekitar ITB, apakah mereka akan menangisi kalau KM ITB sudah nggak ada?” Terus ada yang disuruh jawab, kan ngacak gitu dipilihnya, “Nangis, kak, mereka akan menangis kalau KM ITB nggak ada!”, “Tahu dari mana kamu hah!” Wih rame, deh, langsung pada mencak-mencak. “Mana yang dari Bandung, bisa jawab nggak!” Merasa anak yang berdomisili di Bandung sejak SD, saya pun mengangkat tangan, berdiri, memperkenalkan nama, fakultas, dan status hubungan saat ini. Yang terakhir bohong. “Nggak, Kak, masyarakat sekitar ITB nggak akan menangis kalau KM ITB nggak ada, soalnya mereka aja nggak tahu kalau KM ITB itu apa!” Itu jawaban terjujur saya karena jujur saja, saya baru tahu istilah KM ITB pas OSKM. Setelah menjawab itu, duduk lagi aja. HORE! Jawaban paling singkat, padat, dan jelas saat interaksi massa kali itu. Terus, ya, terus, ya, saya juga mimpin Salam Ganesha sore itu! Wih, rasanya, tuh, merinding disko plus keroncong (karena lapar). Karena kebetulan barisan paling depannya itu di tempat saya berdiri, moderator forum tersebut ada di hadapan saya. Kan ditanya gitu, ya, “Siapa satu orang yang merasa paling berani di sini cepat maju ke depan!” Ada dua orang cowok maju. “Kalian bisa ngitung nggak? Satu orang!” Merasa bisa berhitung, salah satu di antara yang maju ke depan tadi balik lagi ke barisan. Disuruh lah yang satu orang itu untuk memimpin barisan kami untuk meneriakkan Salam Ganesha. “Depannya tuh kayak gimana kak, bisa dikasih tau ngga?” kata cowok itu bisik-bisik ke moderator. “Halah, kalo nggak tau sih udah sana ga usah aja!” ujar seorang massa kampus dengan tatapan mata tajam setajam silet buat nyukur bulu ketek. Akhirnya, tanpa pikir panjang saya maju. “Yakin bisa? Suaranya bisa keras nggak?”, “Keras, kak, udah biasa teriak manggil Faiz di rumah buat bunuhin kecoa di kamar mandi!” (gak jawab gitu ya sebenernya) “Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater! Salam Ganeshaaaaaa… (enam harkat) Mulai!”

Bakti kami, untukmu, Tuhan, bangsa, dan almamater! Merdeka! Merdeka! Merdeka!

Balon terbang disertai euphoria.

Panji-panji.

Itu lampu bukan bulan.

Lampion terbang.

Sudah dulu ya. Sebenernya agak kecewa nih resolusi foto di post kali ini jelek. Maafkan. Akhir cerita ini silahkan diterka dari foto-foto di atas ya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.