Categories
Merintis Bisnis Pola Pikir

Kamu akan Tergantikan oleh AI Kalau Nggak Punya Satu Hal Ini

Kerjaan kantor semakin cepat kelar karena teknologi udah makin canggih. Untuk bikin tayangan sekeren di televisi kini bisa aja dengan tim di bawah sepuluh orang. Untuk bikin pelatihan bagi 100 peserta bisa dieksekusi seorang diri, mulai dari promosi, ngajar, sampai bagiin sertifikat. Hampir semua hal yang kita mau lakukan itu sudah ada aplikasi atau teknologi yang bisa bantu mewujudkannya.

Menguasai penggunaan teknologi itu mudah, bisa dipelajari karena ada manualnya. Dalam dunia kerja, mereka yang pandai mengoperasikan sebuah teknologi itu sangat diperlukan. Namun, mereka akan tergantikan jika tidak memiliki kemampuan ini: kreativitas.

"Ah, tapi saya sih memang ngga kreatif.. ya gitu-gitu aja ide saya.."

Menurut saya, kreativitas itu adalah hal yang bisa kita latih. Asal punya kemauan.

Kreativitas adalah hal yang tidak dimiliki teknologi canggih seperti artificial intelligence sekalipun. Kalaupun kamu melihat satu hal unik yang diciptakan AI, itu adalah hasil pemrosesan ribuan data yang menjadi referensi untuk kemudian diolah menjadi hal yang terlihat baru. Jadi mungkin si AI tuh berhasil melihat pola yang jarang dipakai dari data referensinya dia, dan voila! Kita pun terpana dengan canggihnya si AI. Kalau ngga dikasi asupan data, yaaa komputer mah ngga bisa ngapa-ngapain yak.

Nah, untuk dapat berpikir secara kreatif, ada tiga langkah yang bisa kamu coba, berkaca dari gimana AI itu bisa dinilai kreatif dan apa yang nggak AI miliki untuk dapat menghasilkan kreativitas yang memiliki nilai kebaruan dan kegunaan.

1. Pahami apa yang ingin kamu bikin dengan menentukan tujuannya.

Dengan demikian kamu bisa tahu cakupan ide yang kamu butuhkan. Ibarat mau berpergian. Asal tahu arahnya, dengan cara apapun, harusnya bisa sampai ke tujuan kan? Jangan mulai nyari ide kalau kamu belum tahu jelas apa hal yang ingin kamu buat solusinya.

2. Cari sebanyak-banyaknya referensi yang relevan.

Dengan memiliki referensi, kamu bisa menentukan Jangan puas hanya dengan 3-5 referensi. Kalau saya, biasanya minimal 10-20 referensi. Yang harus dipastikan juga adalah apakah sumber referensimu itu berasal dari institusi/orang yang memiliki kredibilitas? Jangan sampai kamu punya puluhan referensi tapi rupanya itu bukan referensi terbaik yang ada di luar sana. Ibarat kamu mau masak makanan, kamu harus pastikan bahan-bahan yang terbaik yang kamu akan olah. Koki terbaik di manapun mah ngga akan bisa ngolah bahan yang basi jadi enak kan?

3. Nah, ini adalah poin yang kurasa AI ngga mungkin punya: berempati.

Ada banyak faktor untuk sebuah kreativitas itu menjadi bernilai. Kita harus dapat menempatkan kreativitas kita dalam konteks yang tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pikirkan mulai dari: Siapa yang membutuhkan? Siapa yang mungkin terganggu dengan solusi/karya kita? Siapa yang mungkin memiliki kepentingan dari solusi/karya kita? Dan banyak pertimbangan lainnya.

Yak, sekian 3 hal yang menurutku penting untuk kita biar ngga tersingkir oleh AI di tempat kerja. Good luck, gaes!

Categories
Curahan Hati Merintis Bisnis

Navigator

Pada 2019, saya menangis 3 kali di kantor. Pada 2020, saya menangis lebih dari 5 kali di kantor. Meningkat. Bedanya, pada 2019 itu nangisnya di kantor orang, kalau 2020 itu di kantor sendiri. Iya, sejak Juni 2020, aku dan temanku resmi punya perusahaan sendiri dan nyewa kantor di Tanahabang, Jakarta Pusat.

“Apakah dulu berencana punya bikin usaha yang serius sampe punya PT?” Ngga ada. “Terus emang dulu punya rencana apa abis lulus kuliah?” Ngga ada rencana, tapi punyanya keinginan aja. Ingin mengerjakan hal yang kusuka, yang bikin penasaran, yang hasilnya bisa dipamerin, dan syukur-syukur, yang ada manfaatnya buat orang-orang.

“Terus itu kenapa nangis lebih sering? Karena kesel sama klien, ya? Atau kesel sama kerjaannya?” Semakin ke sini, semakin kusadari bahwa yang bikin susah suatu hal itu adalah diriku sendiri. Kadang tuh, belum apa-apa, mikirnya udah bagian sulitnya duluan.

Saat dulu masih punya bos, kalau mentok, tinggal bilang, nanti dibantu cari tahu solusinya. Kalau sekarang, bosnya adalah klien-klien perusahaan. Mana bisa aku bilang mentok sama klien kan tuh? Mereka kan bayar untuk dibantu selesaikan masalahnya, bukan untuk ditambahin masalah baru.

Dari sikap pesimis yang muncul berkala itu, kurasa kalau mencoba membenahi diri secara internal aja ngga cukup, butuh dukungan dari eksternal juga.

Secara internal itu maksudnya adalah dengan berdialog dengan diri sendiri untuk memetakan perasaan yang dialami dan mencari sudut pandang baru dalam melihat sesuatu. Sering kali, saat sikap pesimis muncul, semuanya terasa blur. Kayak…nyetir mobil di jalanan berkabut, udah nyalain foglamp, tapi tetep jarak pandangnya sangat dekat. Walaupun kita tahu tujuannya mau ke mana, tapi susah banget untuk jalan.

Ada cara yang kurasa cepat untuk menembus kabut itu, tidak dengan bergantung secara internal (maksudnya menguatkan keyakinan dalam diri untuk gas terooos wkwk), tetapi dengan melibatkan pihak eksternal. Kuharus punya navigator yang ikut serta dalam perjalanan. Navigator adalah orang yang sudah tahu medan yang akan dilalui, tahu apa saja yang akan menghambat, dan tahu kapan harus berhenti atau bahkan merekomendasikan jalan lain. Dia adalah sosok yang jam terbangnya sudah tinggi, sehingga saat dia ikut serta dalam perjalanan, kumerasa jauh lebih aman karena semua risiko bisa lebih terpetakan.

Rasa aman itu penting lho. Kalau diibaratkan, rasa aman itu ibarat perasaan kita tahu kalau rem mobil kita itu berfungsi. Supaya saat mau ngebut, kita tahu, kita pasti bisa ngerem tepat pada waktunya.

Makanya, kusangat bersyukur sekali bertemu dengan Ndorokakung dan Kang Motulz yang bersedia ikut serta jadi navigator dalam perjalanan kami. Apa yang ada di hadapan jadi lebih tidak menyeramkan, bahkan tantangan pun terasa lebih…menyenangkan. “Kok bisa?” Karena mereka meyakinkan kami kalau tantangan tersebut bisa diatasi. “Kok tahu bisa diatasi?” Mereka sudah pernah melewati berbagai tantangan terburuk dalam ranah yang kami kerjakan sehingga tahu apa yang harus diantisipasi. “Tantangan di zaman sekarang kan selalu berevolusi..” Maka dari itu, ngga akan selesai kalau cuma dihadapi sendiri~

17 Januari 2021 – Diskusi di Spiegel Bar & Bistro, Semarang.

Sebagai orang yang punya keinginan untuk bikin hal-hal yang bermanfaat, memiliki rekan yang punya segudang studi kasus yang bisa jadi acuan bahkan rekan yang serupa ensiklopedia berjalan, kumerasa yakin akan ada banyak gebrakan yang bisa kami ciptakan bersama. Selain itu, kuharap, kalaupun frekuensi nangisku di 2021 ternyata lebih sering, ada mereka yang (mudah-mudahan) bersedia mendengarkan, jadi ngga stres sendirian.. ya kaan!

Categories
Merintis Bisnis

Kemajuan Hidup setelah Empat Bulan

Sudah sejak lama saya ingin membuat postingan di blog dengan membuat kerangka tulisannya terlebih dahulu sebelum mulai bercerita. Kapan saya menyadari keinginan hal akan hal itu? Sejak saya mengenyam bangku SMP. Saat itu, pertama kalinya saya mengenal cara tercanggih untuk menjaga pikiran tidak jauh dari alur yang ditetapkan seharusnya. Mengapa baru diajari saat SMP ya? Padahal semakin dini diajarkan, maka akan semakin mudah untuk diimplementasikan. Benar kan? Contohnya saja, sejak kecil saya diajari untuk membuka pintu kalau mau keluar ruangan. Jadi lah, hingga sekarang, saya bisa keluar masuk ruangan dengan mudah.

Categories
Merintis Bisnis

Video: Kedai Tahu Mang Awi

[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=H1mupkUpe9g]

Assalamualaikum!

Sudah lama tidak berjumpa, kawan! Sibuk banget sih bulan lalu tuh. Sibuk UTS, apalagi UTS Introduction to Management and Business Science. Emang UTS-nya ngapain sih? Paling ngisi soal doang. Tidak, ternyata. UTS-nya itu kami harus melakukan business simulation. Intinya dari business simulation ini tuh, kami harus bisa merancang suatu usaha kecil-kecilan yang benar-benar akan kami jalankan selama hari yang ditentukan. Mulai dari business plan, market research, marketing plan, dan lain-lain yang selayaknya dijalankan oleh orang-orang sebelum memulai untuk berbisnis.  Pokoknya proses yang kami lakukan harus berjalan dengan benar. Lalu, business simulation pun menuntut kami menjadi pribadi yang punya alasan dibalik semua tindakan deh. Alasan memilih tahu jadi produk untuk dijual, alasan memillih venue, alasan memilih vendor, alasan memilih target pembeli, alasan menentukan target penjualan, sampai alasan menempel poster di suatu tempat.

Kelompok business simulation saya adalah Kedai Tahu Mang Awi. Kenapa harus Mang Awi? Soalnya nama  Awi adalah singkatan nama tutor kami, Pak Anggara Wisesa. Tutor yang sangat menginspirasi bagi kami. Kenapa harus jualan tahu? Sebab tahu adalah salah satu makanan khas Indonesia yang digemari. Saya gemar memakan tahu. Bukan karena saya suka ingin tahu, melainkan karena tahu itu WOW rasanya. Jujur saja nih ya, dari lubuk hati yang paling dalam, saya lebih suka makan tahu daripada makan tempe. Kenapa? soalnya kalo tempe itu di permainan Poker merupakan kartu yang paling lemah. Tapi, nggak berarti gara-gara ini saya lebih suka makan sekop daripada tempe ya. Gak lucu sih. Ya, inilah saya. Ini hidup saya. Saya suka tahu, dan saya ingin tahu.

Segini dulu. Lagian kan judulnya cuma mau ngasih liat video aja, kan? Hehe.

Wassalamualakum.

Categories
Merintis Bisnis

ULTRATEABAG first generation: SOLD OUT!

Hey, hey! ULTRATEABAG first generation buatan kami, manusia ultra, Dh25ila, Icha, dan Danti udah SOLD OUT! Pada hari penjualan pertama, barang yang umumnya sudah dipesan oleh beberapa kerabat kami telah diambil dan dibayar. Sisa 4 untuk orang yang sudah memesan tapi tidak masuk sekolah pada hari itu. Jadi, bisa kami resmikan bahwa ULTRATEABAG first generation sudah SOLD OUT.

Berminat pada produk kami? Jangan khawatir. Karena akan ada beberapa hal hal seru yang akan anda temukan di ULTRATEABAG second generation yang akan kami buat sebentar lagi.

dsc03761

Penglaris Pertama:

Yunisah (Paling kanan)

Membeli:  Snoopy ULTRATEABAG

dsc03762

Penglaris Kedua:

Mentari Gita Pertiwi (Paling kanan)

Membeli: Fangy Angel ULTRATEABAG

dsc03763

Penglaris Ketiga dan Keempat:

Fithri Nisrina (Paling kiri) dan Gya (kedua dari kiri)

Membeli: Snoopy ULTRATEABAG dan Fangy Angel ULTRATEABAG

dsc03764

Penglaris Kelima:

Chaterina Pratama K. (Paling kanan)

Membeli:

Snoopy ULTRATEABAG

Dan tiga produk lainnya sudah dibooking oleh beberapa orang yang tidak masusk sekolah tanggal 22 Desember 2008.

Categories
Merintis Bisnis

Jalan Tamim, Penuh Konflik, Asa dan Dia Tak Berdaya

dsc0365312 Desember 2008, sebelum latihan.

Ini dia!!! Jalan Tamim, yang deket Pasar Baru. Kalo Jalan Tamam ada di belakang pasar lama.

Untuk apa gw ama Icha pergi ke tempat ini? Karena yang tak lain dan tak bukan hanya untuk membeli kain. Kain? Kafan kah? Oh tentu saja iya tidak. Kami berdua, menjalin cinta beli kain katun. Tentunya yang 100% cotton, biar adem bener! Tak lupa, kita beli kain abutai. Hah?! Maksud lo? Kain yang dibuat dari abu kremasi terus diberi sentuhan tai? Apa jawaban kami? Bukan. Kain abutai adalah kain yang tipis, mirip kayak kain mukena yang bahannya parasit. Buat dijait di daleman tas yang bakalan kami buat dari kain. Oh iya, gw dan Icha beli 2 meter kain flanel, yang beda” gambarnya setiap 1 meter. Aduh ribet. Maksudnya, 1 meter gambarnya kelinci, terus beli 1 meter lagi gambarnya snoopy warna dasarnya item. Terus yang katun buat apa? Buat di tie-dye doong, terus dijadiin tas yang lucu juga menarik.

Lalu, mengapa judul post ini adalah “Jalan Tamim, Penuh Konflik, Asa dan Tak Berdaya”? Karena, di jalan ini, kami menemukan 2 fakta, yang kami jadikan moral dari kehidupan kita di alam dunia. Karena akhirnya kita akan menemui alam akhirat. Dan dosa dosa kita akan ditimbang. AKH! Stop. Aku kan jadi takyut. Makanya kita harus goyaaang, duyu.. Dan 2 moral yang merupakan fakta berikut adalah:

  1. 78% penjual kain, umumnya sangar” dan menyeramkan. Entah karena sudah biasa ditawar” harga kainnya sama orang, lalu mereka bertindak anarkis supaya ngga ditawar, menjadikan sifat mereka keras terhadap orang lain kah, atau karena ada seminar atau workshop yang mengajari mereka basic-basic menjadi penjual kain harus lah sangar? Kalau anda adalah penjual kain, berusahalah agar menjadi 22% yang baik dan menyenangkan.
  2. Jangan mau berbisnis dan mempercayai dengan orang yang tak dikenal. Sebab, saat kami beli kain di sebuah toko, ada ibu” penjual kain, yang sepertinya pemilik toko curhat ke pembeli yang membeli dalam partai besar. Dan merupakan pegawai di Partai PDIP. Dari yang tertangkap pendengaran gw kayak gini,

(bapak pegawai memasuki toko, memberikan buku tabungan tahapan BCA kepada ibu” kribo atas yang merupakan pemilik toko, menurut gw.)

Ibu kribo: “Udah ditransfer belum?”

Bapak pegawai: “Belum.”

Ibu kribo: “Euh. Dari lebaran kemarin udah saya tungguin, pas ditanya katanya iyah iyah nanti ditransfer abis lebaran, ehh tidak sampai-sampai.”

Pembeli: “Makanya, jangan percaya sama orang yang ngga terlalu dipercaya beli kain dalam partai besar pake bon. Harusnya kontan.” (perhatian: orang ini membeli kain dalam partai besar kontan)

Ibu kribo: “Iya yah. Kapok saya, meuni keuheul pisan.” (perhatian: ibu kribo ini orang chinese) emangnya ga boleh orang chinese ngomong basa sunda?

Pembeli: “Perusahaan saya juga rugi 80 juta.”

Dan kami pun beranjak pergi dari toko itu.

Categories
Merintis Bisnis

Time For Business, Time For A Change.

Sekarang, gw bersama Icha dan Danti, berniat untuk merasuki jin. Kini bukan hanya jin yang merasuki manusia. Boong deng. Kami bertiga berniat untuk merasuki atau berkecimpung kecimplak di dunia bisnis. Setelah dulu, gw ama Icha memproduksi sebuah CD yang berisikan beberapa film buatan kami dan beberapa teman di SD.

Lalu, bisnis apa yang kita akan mulai masuki? Ya itu bisnis kain. Tepatnya kain yang telah dijahit sedemikian rupa dan voila, jadilah TAS SERUT! Bisa disebut juga gymsack.Mengapa tas serut? Soalnya kalo ngga laku dijual, bisa dipake sendiri. Tapi bukannya ngga niat buat dijual, bukan. Hanya antisipasi semata, apabila tak terjual.

Rencananya, minggu ini, gw ama icha mau nyari bahan kainnya di Segitiga Emas yang kata Pa Ardiman itu adalah Kosambi. Gw ngga tau kalo Kosambi disebut juga Segitiga Emas.

Okeh, rencana harga penjualannya sih ngga sampe 40 ribuan. Kurangi 10 ribu lah.

Dan, sepertinya tas akan mulai diproduksi minggu ini. Paling telat seminggu lagi selese. Produksi pertama yang direncanakan ada 12 tas. Rancangannya? Udah beberapa rancangan terlintas di kepala. Apa bisa rancangan itu dibikin jadi tas serut yang indah, menarik dan bakal laku keras? We’ll see.

Ke topik lain. Minggu ini adalah minggunya UKBAS GANJIL. Uji Kompetensi Blok Akhir Semester Ganjil. Hmm. Mulai dari hari Selasa hingga Jum’at. Mulai dari jam 7.15-10.45 pagi. Do’akan berlangsung lancar, amin!

***

Oops, perubahan rencana. Besok mau nyari kainnya ke Tamim.