Categories
Berkelana

Sudah Setahun Berlalu

Sekarang saya sudah mau naik kelas 11. Umur saya sudah bertambah jadi 16. Saya sudah berani tidur di kamar sendiri. Saya merasa sangat senang. Di kamar bisa nonton tv dengan channel yang aku mau, ga usah rebutan sama Faiz. Selama setahun ini, Spongebob Squarepants, Backyardigans, Chalkzone, dan Dora the Explorer, setia berbising-bising ria menemani gue mandi, karena sunyi itu not so me banget. Jadwal tayang yang jam 05.30 – 06.00 itu ganti-ganti filmnya, sedangkan jam 06.00-06.30 itu yang diputar Spongebob terus. Karena saya mandi dan pakai baju selama kurang lebih setengah jam, alhasil yang paling nempel ceritanya dan menyatu karakternya dengan diri saya itu ya Spongebob. Ketawa aku jadi mirip Spongebob, dan sulit sekali diubah. Saya sudah nyaman dengan cara Spongebob tertawa.

Kalau semester kemarin saya dapat ranking 2, pada semester ini saya kurang yakin dapat mempertahankan ranking itu, karena pada semester genap ini saya seringkali merasakan bahwa saya sedang dalam titik jenuh tertinggi, paling puncak, paling atas. Ada tugas bawaannya stres, pengen kapan-kapan aja dikerjainnya. Sabtu dan Minggu itu adalah hari kebebasan saya. Dalam dua hari itu saya giat menekuni hobi saya yaitu softball. Softball has already taken a part in my life.

Ini teman-teman baru saya dalam lingkungan persoftballan. Jabar, jabar, kahiji! Alhamdulillah aku terpilih masuk tim Jabar di Kejurnas Junior Softball-Baseball 2010. Terus juara ke-2 deh. Harusnya bisa jadi ke-1, andai saja ada tim yang tidak menghalalkan segala cara mengubah peraturan dan menjegal satu pemain yang harusnya bisa jadi pemain Jabar. Ya sudahlah. Allahu akbar!

Before the chaos

After the chaos (aaah aku terjatuh!)

Nah ini tentang event-event sama X-5.

Kemarin-kemarin ini aku pergi ke kebun binatang sama Annisa Dila Frida dan Nurul Indah Sofia. Waktu itu kita lagi nunggu hasil UKK, remed apa ngga. Karena di sekolah ga ada binatang, jadi kita ke kebun binatang. Kalo ke perpustakaan nanti malah ketemu bukunya Chairil Anwar yang ngaku-ngaku kalau dia itu binatang jalang. Kita kan pengennya liat binatang asli, yang kayak di buku biologi gitu.

Saat sampai di kebun binatang, tampaknya kedua temanku itu senang sekali, tampak girang, seperti kembali ke alam bebas, seperti kembali ke habitat mereka dulu. Aku pun ikut senang dan memaklumi ada satu diantara temanku itu sangat antusias bertemu siamang dan menirukan suara siamang. Mungkin dia lupa bagaimana cara dia berkomunikasi dengan kerabat jauhnya itu. Maklum, kalau di sekolah kita berbicara pakai bahasa Indonesia, kita juga harus berbicara yang sopan, tidak berteriak-teriak sepanjang waktu seperti siamang, apalagi ketika ujian, kita harus diam. Sekali saja berteriak-teriak seperti siamang, mang-mang satpam akan menghampirimu dan menyeretmu keluar dari bangku ujian saat itu juga.

“Hei, aku kangguru, bukan siamang.”

Terus tuh, yang menjadi sasaran kita setelah melihat-lihat penghuni kebun binatang dan bertemu siamang itu naik bebek yang dimodifikasi sedemikian rupa, punggungnya dibolongi, tubuhnya dicat, dipasangi pedal untuk kita goes, dan bisa didudukin oleh tiga anak SMA yang sudah dalam masa pubertas. Bebek itu pasrah saja kita naiki, kita cuma bayar tiga ribu rupiah seorang, untuk sekali putaran. Sayangnya, satu kali putaran tak cukup, kita sewa dia untuk dua putaran. Karena dia itu benda mati, dia pasrah saja kita naiki. Toh, kalo sudah kesal paling-paling dia retak dan akhirnya bocor, air masuk ke dalam dek, dan dia berhasil menenggelamkan kami bertiga, siswi SMA cantik jelita yang belum tahu ada pelajaran yang harus diremedial atau tidak.

“Wooohoo, naik bebek, bebek, bebek aiiiiir.”

Oh iya nih, saya mau cerita tentang Purwakarta. Nurul itu seneng banget udah ke Kebun Binatang, soalnya di Purwakarta kampung halamannya ga ada. Dan katanya juga, di Purwakarta itu cuma ada satu toserba. Jadi bayangkan betapa berdesakannya orang di dalam toserba untuk memenuhi seluruh orang Purwakarta. Di Purwakarta juga katanya itu ada sepanjang jalan dari ujung ke ujung jualan simping semua. Maklum simping itu makanan khas Purwakarta dan pasti banyak turis yang beli buat oleh-oleh. Saya tambahkan, Nurul adalah gadis makmur anak juragan simping! Hebat sekali. Merek simpingnya itu “RANURI” singkatan dari Ravi, Nurul, Rian, alias anak-anak dari bapak Iwan Hermawan (kalo tidak salah, berarti benar). Bisnis simping ini mampu memberi penghasilan kepada warga sekitar yang belum mempunyai pekerjaan dan akhirnya diajak bisnis simping. Banggalah saya menjadi teman anak juragan simping yang mampu memajukan taraf hidup warga sekitarnya.

Selesai dari kebun binatang, kita balik lagi ke sekolah. Foto-foto dulu, mengabadikan momen-momen terakhir. Nah ini dia wajah siswi-siswi X-5, tapi cuma sebagian. Eh itu ada siamang kefoto. Ga deng. Boong.

Chika ngeliat kemana tuh, perasaan kamera yang motoin cuma ada satu.

Besok-besoknya, ada acara nonton bareng gitu. Nonton The Karate Kid. Pas begitu aku dateng ke Ciwalk, di J.Co ada manekin hidup gitu, jadi aja saya foto. Kan aneh, jarang-jarang di Bandung ada, paling ada di Bali yang per 15 menit dibayar seratus ribu.

“Pro chiz, taste better” eh maksudnya “Cheese!”

Sepuluh lima, udah setahun nih ya ga kerasa. Udah kelas dua kita mencar deh. Mencar-mencar cari pacar. Naon atuh ey.