Tag: sbm itb

  • Pelajaran dari Bagaimana Pengajar Mengajar di SBM ITB

    Pelajaran dari Bagaimana Pengajar Mengajar di SBM ITB

    Kala itu, saya mau menemui Pak Budi (iya, Pak Budi, dosen yang merupakan salah satu founder SBM ITB yang pernah saya teliti rutinitas uniknya di postingan ini)  di ruangannya. Lupa ada urusan apa. Mungkin ngga ada urusan, atau mungkin ada urusan. Kalau ngga ada urusan, berarti saya ke sana cuma buat numpang duduk laptopan, ngerjain…

  • Capai Akal Budi

    Capai Akal Budi

    Saya gak pernah suka olahraga lari. Apalagi yang di sirkuit. Bosan dan kerasa capeknya gitu. Tapi, jadinya di setiap helaan nafas berasa jadi jauh lebih dekat dengan Sang Pencipta karena seringkali terlintas pertanyaan “apakah Engkau akan memanggil hamba di putaran ketiga?” Senegatif itu deh pikirannya. Padahal mah kalau sofbol rasanya seharian juga kuat. Nah, kalau…

  • Sebelum Mulai Lari Lagi

    Sebelum Mulai Lari Lagi

    Sekarang sudah di penghujung tahun 2014. Tahun depan itu jadi tahun 2015. Harusnya sih tahun depan saya sudah lulus kuliah. Tapi kayaknya saya masih betah sama kehidupan kuliah, gak usah buru-buru lah ya. Ini bukan alasan takut buat disidang tapi hasil dari sebuah pemikiran matang. Makin dipanjang-panjangin makin kayak ngeles ya? Gak kok ini gak…

  • Orang yang Tersesat Belum Tentu Tersesat

    “Woi, masa sih? Di mana-mana orang yang tersesat, ya, ya, berarti tersesat!” Wuits, belum tentu, kawan, orang yang tersesat itu belum tentu tersesat? “Apanya? Apanya yang gak tersesat?” Jalan pikirannya. Setiap orang memiliki jalan pikiran masing-masing yang bisa berbeda antara satu sama lain. Untuk bisa membaca jalan pikiran tersebut yang dibutuhkan adalah reasoning, penjabaran dari…

  • Menjelang Penghujung Semester Pendek

    Assalamualaikum, selamat malam. Sudah lama tak bercerita! Saya sibuk, terlampau sibuk (oyea!). Sebulan kemarin, saya dan 203 teman saya berjibaku untuk menyiapkan sebuah show spektakuler, sekaligus bikin pensil. Bikin pensilnya, bukan pensil biasa! Pensil yang luar biasa! Gitu deh. Nggak sih, pensilnya buat target market yang beda-beda gitu. Lalu, research, kemudian bikin marketing plan dan…

  • Hello, My Name is Dhila

    This is for the “Me” Campaign, an individual marketing project.

  • Pasca Pertambahan Umur

    Assalamualaikum. Hai-hai, kawan! Perkenalkan, saya Dhila, 19 tahun. Waktu sudah banyak berlalu semenjak saya menulis post pertama saya yang sangat….baca aja sendiri. Silakan kalau ada yang mau menyanyikan. Tapi sepertinya lagu yang saya gubah itu lagu untuk memanggil dan ngajak ngobrol makhluk yang beda mediumnya dengan kita. Mana ada manusia yang mau ngomong sama saya…

  • Ekskursi, Bukan Eks-Kursi, Bekas Kursi: Part 6

    Setelah Kak Samir selesai dengan urusan kamar mandi, ada obrolan lagi antara Kak Samir dan Pak Deni. Saya merasa tidak ada kewajiban ngobrol lagi, deh. Saya lebih suka memperhatikan daripada berbicara. Jadi, saya ngeliatin anaknya Pak Deni aja, deh! Anaknya ini lucu banget, matanya besar, pipinya gembil, rambutnya sedikit bergelombang. Masuk ke dalam tipe anak…

  • Ekskursi, Bukan Eks-Kursi, Bekas Kursi: Part 5

    Memasuki hari ke-3 Ekskursi, hari Jumat. Setelah kejadian kemarin, hari ini sepertinya saya sudah memiliki mental yang terasah lebih baik. Entah ini benar atau hanya perasaan saya saja. Tulisan ini menjadi mengada-ada. Pukul 05.45, saya bangun, shalat subuh, bengong, makan. Pukul 07.50, saya mandi jebar-jebur. Jarak antara bangun dan mandi yang cukup jauh, ya? Beginilah…

  • Ekskursi, Bukan Eks-Kursi, Bekas Kursi: Part 4

    [Peringatan: Agak serem. Saya aja takut buat baca ulang.] Sore itu, sekitar pukul empat, tim Religi mau bergerak mencari info ke pesantren, lagi. Soalnya ada narasumber yang belum sempat diwawancarai. Tempatnya lumayan jauh, ada di sebelah utara desa sih, tapi harus memutar. Tepatnya, pesantren itu ada di dusun Sukalaksana. Saya diajak untuk turut serta, kata…